Senin, 11 Januari 2010

Sistem Reproduksi Amphibi

Sistem Reproduksi Amphibi

imagesTulisan ini sebenarnya sudah lama saya buat, dan waktu iseng-iseng buka-buka file lama saya membacaya dan tertarik untuk menguplod di blog. semoga bisa sedikit bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Berikut ni merupakan deskripsi yang kami buat setelah melakukan pengamatan terhadap sistem reproduksi katak:

1. Sistem Genitalia Amphibi Jantan
Pada amphibi jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval sampai bulat dan lebih kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik. Pada salamander testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada gonad jantan.

2. Sistem Genitalia Amphibi Betina
Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).

3. Pembuahan Eksternal
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal.
Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan.
Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.

Sumber:

Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi UGM

reproduksi katak

Berikut Artikel2 tentang biologi yang lannya:

  1. Kromosom Raksasa Drosophila
  2. Teknik Isolasi DNA Praktis
  3. Eksperimen Meselson-Stahl
  4. Fase mitosis akar bawang (Alium cepa)
  5. Modifikasi pasca transkripsi
  6. Anatomi Akar Ketela (Ipomoea batatas)
  7. Sistem Syaraf
  8. Sistem Reproduksi
  9. Sistem Pencernaan
  10. Alat-alat Indera
  11. Jaringan Otot
  12. Alelopati
  13. Plastida
  14. Pemberantasan Hama Wereng (LKTM)
  15. Ikan gatul (poecilia) dan Suhu
  16. Spermatogenesis vs Oogenesis
  17. Urinalisis (analisis kemih)
  18. Pembentukan Janin
  19. Kelainan pada Janin
  20. Peran Mikrobiologi dalam Kehidupan
  21. Mikrobiologi (pendahuluan)
  22. Tentang ubi (umbi)
  23. Analisis Vegetasi 1
  24. Anveg, Metode kuadrat
  25. Anveg Metode Nonfloristik
  26. Mitokondria
  27. Sedikit tentang Antibodi
  28. Mengatasi Jerawat dengan Tomat dan Melon
  29. Air Pollution In The World
  30. River
  31. Perdagangan dan eksploitasi satwa liar
  32. Hewan makrobentos dan diatom perifiton
  33. Menipisnya lapisan ozon
  34. Modifikasi sederhana metode RFLP-PCR
  35. Isolasi bakteri asam laktat penghasil antimikroba
  36. Pertumbuhan Bakteri dan Suhu
  37. Masalah Gizi di Indonesia: Kondisi Gizi Masyarakat Memprihatinkan
  38. Ada Mikroba di Udara
  39. Buat Tempe Yuuuk!
  40. Gizi untuk penderita Hypertensi
  41. Rekombinasi
  42. Blog Komunitas mahasiswa biologi um
  43. Bulu Aves
  44. Transkripsi & Translasi
  45. Soal-jawab seputar mutasi
  46. Kedudukan Mikrobiologi sbg ilmu pengetahuan
  47. Alat Indera
  48. Indera Peraba
  49. Indera Pembau
  50. Indera Penglihat
  51. Indera Pendengaran dan keseimbangan
  52. Indera Pengecap
  53. Agriculture boitechnology
  54. Teknik2 transgenesis tanaman
  55. Tanaman transgenik, amankah?
  56. Aplikasi bioteknologi pd tanaman pertanian
  57. Perbandingan siklus Gimnospermae dgn paku heterosfor
  58. Sedikit tentang pertumbuhan Sel
  59. Aloe vera
  60. Potensial osmotik tumbuhan
  61. Euglena
  62. Diatome
  63. Phaeophyta
  64. Manis yang Berbahaya (aspartam)
  65. Sistem reproduksi Amphibi
  66. Inti Sel
  67. Hipersensitif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar